Kamis, 10 Februari 2011

TINDAKAN BEDAH (HEMOROIDEKTOMI) PADA HEMOROID GRADE IV

Dibuat oleh:Moch. Wahyu Nc

TINDAKAN BEDAH (HEMOROIDEKTOMI) PADA HEMOROID GRADE IV

ABSTRAK
Hemorhoid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidales (Bacon). Tanda utama hemorhoid biasanya adalah perdarahan yang berwarna merah segar. Faktor pencetus hemorhoid terutama berkaitan dengan obstipasi defekasi yang keras yang membutuhkan tekanan intraabdominal yang tinggi (mengejan). Sedangkan faktor predisposisi dapat berupa herediter anatomi, makanan, pekerjaan, psikis dan senilitas. Seorang wanita 46 tahun datang dengan keluhan benjolan di anus sejak ± 2 hari yang lalu benjolan tidak dapat masuk lagi, nyeri, BAB berdarah warna merah segar, terdapat riwayat mengejan. Pasien didiagnosis Hemorhoid Grade IV. Pasien dirawat inap dan akan dilakukan pembedahan yaitu hemoroidektomi yaitu eksisi pada jaringan yang menonjol, dan eksisi konservatif kulit serta anoderm normal, dan pemberian analgetika asam mefenamat 3 x 500 mg, dan obat pencahar 2 x1.
Kata Kunci : hemorhoid, hemorhoidektomi

History :
Telah dilaporkan sebuah kasus, seorang wanita 46 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan dianus, semakin lama semakin besar sejak ± 6 tahun yang lalu, tetapi sejak ± 2 hari yang lalu benjolan tidak dapat masuk lagi, nyeri, BAB berdarah warna merah segar, BAK normal, terdapat riwayat sering mengejan, kurang makan sayur-sayuran.  Dari pemeriksaan fisik didapatkan vital sign dalam batas normal, thoraks dan abdomen dalam batas normal. Pada rectal toucher di dapatkan benjolan sebesar telur puyuh diameter 2 cm, kenyal, licin, terfiksir, batas tegas, nyeri tekan, benjolan tidak dapat dimasukkan kembali.

DIAGNOSIS
Hemorhoid Grade IV

TERAPI
Penatalaksanaan pada kasus ini adalah dengan terapi bedah yatu Hemorhoidektomi, pemberian Analgetika : asam mefenamat 3 x 500mg dan Obat pencahar : bisakodil 2 x 1 tab


DISKUSI
Hemorhoid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidales (Bacon). Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yang meliputi keluhan, faktor pencetus, dan faktor predisposis. Keluhan yang khas pada hemorhoid adalah BAB berdarah merah segar dan adanya benjolan di anus. Faktor pencetus hemorhoid terutama berkaitan dengan obstipasi defekasi yang keras yang membutuhkan tekanan intraabdominal yang tinggi (mengejan). Sedangkan faktor predisposisi dapat berupa herediter anatomi, makanan, pekerjaan, psikis dan senilitas. Pemeriksaan dalam rektal secara digital dan dengan anoskopi juga harus dilakukan untuk menegakkan diagnois hemorhoid. Selain itu, tidak boleh mengabaikan pemeriksaan umum karena hemorhoid dapat disebabkan oleh penyakit seperti hipertensi portal.
Kebanyakan pasien dengan hemorhoid grade I dan II dapat diobati dengan non operasi yaitu dengan diet serat tinggi, obat-obat flebodinamika dan sklerotika, dan rubber band ligation, yaitu mengikat hemorhoid dengan karet elastis kira-kira 1 minggu. Sedangkan, tindakan bedah diperlukan bagi pasien dengan keluhan kronis dan hemorhoid grade III dan IV, perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan terapi lain yang sederhana, hemorhoid grade IV dengan thrombus dan nyeri hebat. Ada  2 prinsip  dalam  melakukan  operasi  hemorhoid yaitu 1. pengangkatan pleksus dan mukosa, 2. Pengangkatan pleksus tanpa mukosa.
Tekhnik pengangkatan dapat dilakukan menurut 3 metode, yaitu :
a.       Metode Langen-beck (eksisi atau jahitan primer radier)
Dimana semua sayatan ditempat keluar varises harus sejajar dengan sumbu memanjang dari rekum.
b.      Metode white head (eksisi atau jahitan primer longitudinal)
Sayatan dilakukan sirkuler, sedikit jauh dari varises yang menonjol jauh dari varises yang menonjol.
c.        Metode Morgan-Milligan
Semua primary piles diangkat. Dibuat insisi triangulair mulai dari kulit anal ke arah proksimal hingga pedikel hemorhoid. Jaringan dieksisi, pedikel diligasi dengan chromic catgut. Defek kulit dan mukosa dapat dirawat secara terbuka atau dijahit sebagian. Lubang anus dibiarkan terbuka atau ditampon dengan spongostan.
Komplikasi dari operasi yaitu inkontinensia, retensio urin, nyeri luka operasi, perdarahan fistula dan abses, infeksi dan edem pada luka bekas operasi yang bisa menyebabkan fibrosis.


KESIMPULAN
Penatalaksanaan hemorhoid secara umum adalah non operasi dan operasi (hemoroidektomi). Hemoroidektomi dapat dilakukan dengan 3 metode, biasanya dilakukan pada hemorhoid grade III dan IV dengan keluhan kronis dan berulang. Prinsip utama hemorhoidektomi adalah dengan eksisi pada jaringan yang menonjol, dan eksisi konservatif kulit serta anoderm normal.

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,A.,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Media Aesculapius FKUI. Jakarta.
Marijata. 2006. Pengantar Dasar Bedah Klinis. UPK FK UGM. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar